145 KM

January 14, 2019

Hallo gengs, selamat pagi, siang, sore, malam dimanapun kalian berada. Untuk postingan kali ini kenapa saya saya beri judul 145 KM bukan maksud untuk menjiplak cerita dari film 5 cm lo, hehehe...ini kisah nyata saya, dan merupakan salah satu pengalaman yang tak terlupakan.

Semua berawal pada tanggal 12 Januari 2019, kala itu pujaan hati teman saya akan pulang kampung dari perantauannya ke pulau sebrang selat sunda, pulau Sumatera. Setelah mengisi perut pukul 10.00, pujaan hati teman saya menelfon bahwa dia sedang melakukan perjalanan pulang dengan bis. Terlihat dari raut muka teman saya merasa gelisah karena pujaan hatinya melakukan perjalan pulang sendirian.

Setelah sesi telfon teman saya berakhir, saya langsung menanyainya kenapa dia tampak gelisah. Kegelisahan teman saya berasal bukan hanya karena pujaan hatinya yang melakukan perjalanan pulang sendirian, melainkan juga karena ayah dari pujaan hati teman saya yang akan menjemput putrinya di Bekasi juga belum ada kabar. Kala itu juga ide gila terucap dari teman saya, yaitu untuk mengawal pujaan hatinya sampai bekasi dan juga ingin bertemu dengannya.

Mendengar ide itu, saya merasa tertantang untuk langsung meluncur ke Bekasi. Namun, dari wajah teman saya saya meragukan, setelah saya katakan bahwa perjalan ke Bekasi memakan waktu sekitar 12 jam dengan motor dan untuk bensin kurang lebih sekitar 80 ribu sekali jalan. 

Setelah berfikir selama beberapa menit, ternyata dia mengubah rencananya menjadi bertemu dengan pujaan hatinya di tempat bis tersebut istirahat. Setelah melakukan diskusi diputuskan bahwa kita akan pergi ke Semarang. Kami langsung mandi dan segera meluncur dari Yogyakarta ke Semarang. Motor matic itu kami pacu dengan kecepatan maksimal agar bisa segera menyusul bis itu. Namun, sesampainya di Magelang hujan turun dengan derasnya.

Saya menyarankan agar kita berteduh dulu. Namun, tekad teman saya seakan tidak bisa di hentikan, untungnya ada 2 jas hujan di bagasi motor teman saya. Dikarenakan hujan, kali ini giliran saya yang menjadi ridernya. Bagaikan ghost rider, motor terus di pacu dengan kecepatan melewati mobil, truck, kontainer, dan kendaraan lainnya.

Sayangnya secepat apapun saya memacu motor melintasi derasnya hujan, bis tersebut masih berhasil satu jam lebih cepat daripada saya karena lewat jalan tol menuju Semarang. Ketika bis tersebut istirahat, kami shalat terlabih dahulu di Ngaliyan, Semarang agar bisa langsung mengejar bis itu. Namun, setelah kami selesai shalat bis tersebut segera berangkat, padahal jarak kami masih 1 jam.

Saya langsung memacu motor secepat kilat melewati hujan rintik-rintik dan melewati kendaraan yang lalu lalang. Teman saya terus melacak bis tersebut, tapi dengan kecepatan saya hanya dapat mengurangi jarak kami sekitar 30 menit saat motor kami mencapai daerah Kendal. 

Pujaan hati teman saya menelfon lagi, dan menyuruh kami untuk segera pulang dan tidak mengejarnya lagi karena merasa kasihan. Sebenarnya teman saya bukan tipe orang yang bisa berubah keputusan begitu saja tanpa alasan yang jelas, tapi kala itu dia memutuskan untuk kembali. Rupanya alasan dari teman saya adalah karena dalam telfon tadi jika teman saya tetap mengajar bis itu, dia diancam putus, sehingga itu membuat kami kembali tapi bukan ke Jogja melainkan ke Semarang untuk istirahat tidur. Selama perjalaan ke Semarang saya bergurau pada teman saya dengan mengatakan MISSION FAILED...!!

Kami tidur ditempat teman saya tidur sewaktu dia di Semarang untuk menemui pujaan hatinya, yaitu di masjid daerah Ngaliyan, Semarang. Sesampainya di masjid saya langsung tertidur, oh ya...saya itu kalau sudah posisi tiduran pasti langsung tidur, hehehe....dan kalau sudah tidur bangunnya itu susah...wkwkw....

Adzan subuh membangunkan kami, segera setelah subuh kami langusng bergegas mencari tempat untuk charging hp yang mati karena lowbat untuk pelacakan semalam. Kabar buruknya di masjid tempat kami tidur tidak ada stop kontak yang strategis untuk charing hp, kami tidak tahu harus kemana lagi jadi kami memutuskan untuk ke Stasiun Poncol, tapi sayangnya tempat untuk charging di Poncol semuanya mati. Kami berpindah ke Stasiun Tawang, disana kami dapat akses untuk charging hp, selama masa penantian baterai hp kami terisi kami tetidur selama 2 jam di Tawang. mungkin karena kelelahan ya..hehehehe.....

Setelah bangun kami kemudian pergi untuk sarapan. Untuk sarapan kami juga bingung..hehehe....terpaksa deh kembali ke Ngaliyan..wkwkwk.....Setelah sarapan kami beristirahat di masjid tempat kami tidur semalam untuk mengumpulkan tenaga ke Jogja. Disana kami duduk-duduk kemudian tiduran hingga akhirnya tertidur beneran. hehehe..... 

Setelah bangun tidur kami shalat dhuhur kemudian langsung tancap gas ke Jogja. Parahnya selama perjalanan ke Jogja kami kehujanan, bahkan hujannya lebih deras daripada kemarin. Hujan tersebut terus mengguyur sampai kami tiba di Jogja. Kami tiba di Jogja sekitar pukul 17.00 pada 13 Januari 2019. Kami langsung mandi karena dari kemari belum sempat mandi. wkwkwkwk....Setelah mandi kami shalat maghrib dan kemudian shalat isya, langsung membuat makanan. 

Oh ya..btw setelah makan kami ketiduran lagi....wkwkwkwk.....

Mission Failed

2 comments:

Powered by Blogger.